1. Pengertian Filsafat, Objek dan
metode
-
Pengertian:
Filsafat adalah kumpulan masalah
Filsafat adalah pandangan / sikap hidup, dan Filsafat adalah sistem/ teori
pemikiran Jadi, pengertian filsafat yang
dapat ditangkap adalah “Kegiatan/hasil pemikiran yang menyelidiki makna dibalik
sebuah kenyataan/teori yang telah ada untuk disusun dalam sebuah sistem
pengetahuan yang sistematis“
-
Objek:
Ditinjau
dari segi obyektifnya, filsafat meliputi hal-hal yang ada atau dianggap dan
diyakini ada, seperti manusia, dunia, tuhan dan lain-lain.
1. Ruang Lingkup Obyek Filsafat
a.Obyek material Yaitu mengenai sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.
b.Obyek Forma Yaitu untuk mengerti segala sesuatu yang ada sedalam-dalamnya, hakikatnya dan metafisir.
2.Cabang / Bidang Filsafat
a.Ontologi Ialah bidang / cabang filsafat yang menyelidiki hakikat dan realita yang ada
b.Epistemologi Ialah suatu cabang filsafat yang membahas sumber, batas, proses hakekat dan validitas pengetahuan.
Epistemologi meliputi berbagai sarana dan tata cara penggunaan.
c.Aksiologi Ialah cabang filsafat yang menyelidiki nilai.Aksiologi meliputi nilai normatif.
-
Metode:
Istilah metode berasal dari bahasa yunani methodeuo
yang berarti mengikuti jejak atau mengusuk, menyelidiki dan meneliti yang
berasal dari kata methodos dari akar kata meta (dengan ) dan hodos
(jalan ). Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja
yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek yang di
permasalahkan, yang merupakan sasaran dari ilmu tertentu.
2.
Memahami
Kajian Filsafat: Ontologi, Epistomologi dan Aksiologi
-
Ontologi: Cabang
Ontologi,
yaitu berada dalam wilayah ada. Kata Ontologi berasal dari Yunani, yaitu onto yang artinya ada dan logos yang artinya ilmu. Dengan
demikian, ontologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang keberadaan.
-
Epistomologi: Epistemologi, yaitu berada dalam wilayah pengetahuan. Kata
Epistemologi berasal dari Yunani, yaitu episteme
yang artinya cara dan logos yang
artinya ilmu. Dengan demikian, epistemologi dapat diartikan sebagai ilmu
tentang bagaimana seorang ilmuwan akan membangun ilmunya.
-
Aksiologi: Aksiologi, yaitu berada dalam wilayah nilai. Kata Aksiologi
berasal dari Yunani, yaitu axion yang
artinya nilai dan logos yang artinya
ilmu. Dengan demikian, aksiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang
nilai-nilai etika seorang ilmuwan.
3.
Aliran
Dalam Filsafat:
1.
Rasionalisme
·
Muncul pada abad 17
·
Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang
dapat dipercaya adalah rasio atau akal (Harun Hadiwijono, 1980)
·
Metode yang digunakan adalah metode deduktif, yaitu
suatu penalaran yang mengambil kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat
umum untuk diterapkan kepada hal-hal yang bersifat khusus
·
Tokoh-tokoh filsafat dari mazhab rasionalisme
diantaranya adalah Rene Descartes, Blaise Pascal, Baruch Spinoza.
·
Tokoh rasionalisme yang sangat berpengaruh adalah Rene
Descartes yang disebut juga bapak filsafat modern. Salah satu pernyataan paling
populer dari Descartes adalah cogito ergo sum, yang artinya aku berpikir
maka aku ada.
2. Empirisme
·
Mazhab ini muncul sezaman dengan rasionalisme yaitu
pada abad 17.
·
Empirisme berpendapat bahwa empiri atau
pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengetahuan lahiriah maupun
batiniah.
·
Metode yang dipercayai adalah induktif, yaitu suatu
penalaran yang mengambil kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat khusus
untuk diterapkan kepada hal-hal yang bersifat umum
·
Beberapa tokoh dari aliran ini diantaranya adalah
Thomas Hobbes, John Locke dan David Hume.
·
Thomas Hobbes misalnya berpendapat bahwa pengalaman
adalah awal dari semua pengetahuan. Hanya pengalamanlah yang memberi kepastian.
Filsafat harus diarahkan kepada fakta-fakta yang diamati, dengan maksud untuk
mencari sebab-sebab terjadinya sebuah realitas.
3. Idealisme
·
Kata idealisme pertama kali digunakan secara filosofis
oleh Leibniz, seorang filosof Jerman pada pertengahan abad 17.
·
Kata “Idealisme” di sini dimaksudkan untuk menerapkan
pemikiran Plato.
·
Idealisme berpendat bahwa seluruh realitas itu
bersifat spiritual/psikis, dan materi yang bersifat fisik sebenarnya tidak ada.
·
Idealisme di Jerman memuncak pada pemikiran George
Wilhelm Friedrech Hegel (1770-1831).
·
Menurut Hegel, yang mutlak adalah roh yang
mengungkapkan diri di dalam alam, agar dapat sadar akan dirinya sendiri.
·
Filsafat Hegel menggunakan metode dialektik, yaitu
suatu metode yang mengusahakan kompromi dari keadaan yang berlawanan. Bentuknya
adalah tesa, antitesa dan sintesa
4. Positivisme
·
Mazhab ini berkembang pada abad 19.
·
Positivisme berpendapat bahwa pemikiran filsafat
berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Sehingga
sesuatu yang sifatnya metafisik ditolak.
·
Positivisme dan empirisme memiliki kesamaan, yaitu
bahwa keduanya mengutamakan pengalaman. Perbedaannya positivisme membatasi diri
pada pengalaman-pengalaman objektif, sedangkan empirisme masih menerima
pengalaman yang subjektif.
·
Beberapa tokoh dari aliran ini antara lain August
Comte, John Stuart Mill dan Herbert Spencer.
·
August Comte menyatakan bahwa perkembangan pemikiran
manusia, baik sebagai pribadi maupun manusia secara keseluruhan meliputi tiga
zaman, yaitu: zaman teologis, zaman metafisis dan zaman positif.
5. Pragmatisme
·
Mazhab ini muncul pada awal abad 20.
·
Mazhab ini mengajarkan bahwa yang benar adalah apa
yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan membawa akibat yang bermanfaat
secara praktis.
·
Pedoman pragmatisme adalah logika pengamatan.
Pragmatisme bersedia menerima segala sesuatu, asal saja membawa akibat yang
praktis.
·
Beberapa pemikir dari aliran ini adalah William James
dan John Dewey.
·
John Dewey misalnya, menyatakan bahwa tugas filsafat
adalah memberikan garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup.
Oleh karena itu filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran
metafisis yang tidak ada faedahnya.
6. Eksistensialisme
·
Eksistensialisme berkembang pada abad 20.
·
Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala
gejala dengan berpangkal kepada eksistensi.
·
Eksistensi adalah cara manusia berada dalam dunia.
Cara berada manusia dalam dunia berbeda dengan cara berada benda-benda.
Benda-benda berada dengan tidak sadar tanpa hubungan. Sedangkan manusia berada
di dunia justru berhubungan dengan sesama manusia dan berhubungan dengan
benda-benda.
·
Beberapa pemikir dari aliran ini adalah Martin
Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl Jaspers dan Gabriel Marcel.
·
Tetapi pada umumnya sumber utama dari filsafat
eksistensialisme adalah Soren Kierkegaard.
·
Menurut Sartre misalnya, ada atau yang ada itu dapat
dilihat dari dua sudut pandang, yaitu ada yang hidup dan berada bagi
dirinya sendiri (etre pour-soi) dan kedua, sebagai ada yang identik
dengan dirinya, tidak aktif, tidak pasif, tidak afirmatif, dan tidak negatif (etre
en-soi)
4. Perkembangan Ilmu Pada Zaman Pra
Yunani dan Yunani Kuno:
-
Zaman Pra Yunani:
Berkisar
antara empat juta tahun sampai dua puluh ribu tahun SM, disebut sebagai zaman
batu, karena pada masa itu manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan.
Selanjutnya pada abad ke XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga
dan perak untuk berbagai peralatan, dimana besi merupakan bahan yang pertama
kali digunakan di Irak (Brouwer, 1982 : 6). Pada abad ke VI SM di Yunani
lahirlah filsafat, disebut the greek miracle yang artinya suatu peristiwa yang
ajaib.
-
Zaman Yunani Kuno:
Zaman
Yunani Kuno merupakan zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang
memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Selanjutnya
tumbuhlah sikap kritis yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir
yang terkenal dan sikap kritis ini lah yang menjadikan cikal bakal tumbuhnya
ilmu pengetahuan modern yaitu sikap an inquiring (suatu sikap yang senang
menyelidiki sesuatu secara kritis)
5.
Perkembangan
Ilmu Zaman Pertengahan dan Renaisance
-
Zaman Pertengahan:
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada theolog di
lapangan ilmu pengetahuan, dimana para ilmuan tersebut hampir semua adalah para
theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan
yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah ancilla theologia yang artinya abdi
agama.
Antara tahun 600-700 M yang menjadi obor kemajuan ilmu
pengetahuan berada diperadapan dunia Islam seperti dibidang ilmu kedokteran dan
ilmu alam.
-
Zaman Renaisance:
Renaissance
ditandai sebagai era kebangitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma
agama. Pada zaman ini manusia disebut sebagai animal rationale karena pemikiran
manusia pada masa ini sudah bebas dan berkembang. Sehingga banyak
penemuan-penemuan ilmu modern yang sudah dirintis oleh tokoh-tokoh ilmuan
6.
Perkembangan
Ilmu Zaman Modern
Zaman
modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet
Iman Santoso(1977 : 65) perkembangan ilmu pengetahuan ada tiga sumber,yaitu (1)
hubungan antara kerajaan islam di semenanjung Iberia dengan negara francis, (2)
Perang Salib, (3) para pendeta/sarjana mengungsi ke italia atau ke Negara lain.
7.
Jalinan
Fungsional Ilmu, Filsafat dan Agama
Filsafat dan ilmu dalam penggunaanya dalam beberapa
hal saling tumpang tindih. Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusa untuk
berbicara mengenai ilmu dan bukanya didalamnya ilmu. Walaupun begitu apa yang
harus dikatakan oleh seseorang ilmuan mungkin penting pula bagi seorang filsuf.
Satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh seorang filsof ialah mencoba
memberitahukan kepada seorang ilmuan mengenai apa yang harus ditemukanya.
Baik agama maupun filsafat pada dasarnya mempunyai
kesamaan, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni mencapai kebenaran yang
sejati. Agama yang dimaksud disini adalah agama samawi yaitu agama yang
diwahyukan tuhan kepada nabi dan rasul-Nya. Dibalik persamaan itu terdapat pula
perbedaan antara keduanya. Dalam agama ada beberapa hal yang amat penting,
misalnya Tuhan, kebajikan, baik dan buruk, surga dan neraka, dan lain-lain.
Hal-hal tersebuat diselidiki pula oleh filsafat. Oleh karena hal-hal tersebut
ada atau paling tidak mungkin ada.
Oleh karena filsafat itu menyelidiki sesuatu yang ada
dan mungkin ada, dapat saja agama yang terang ada itu difilsafatkan, artinya
ditinjau secara filsafat. Pun etika yang menyelidiki tingkah laku manusia dari
sudut baik buruknya tentu sama pula dengan hal-hal keagamaan.
8. Filsafat
Ilmu: Pengertian, Cakupan dan Permasalahan
-
Pengertian:
Filsafat
ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal
yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan manusia ( The Liang Gie, 2004:61)
-
Cakupan:
Menurut John
Loss filsafat ilmu dapat digolongkan menjadi empat konsepsi yaitu:
· Berusaha menyusun padangan-pandangan dunia sesuai atau
berdasarkan toeri-teori ilmiah yang penting.
· Memaparkan praanggapan dan kecenderungan paera ilmuwan
· Sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan
menerangkan konsep dan teori dari ilmu.
· Sebagai pengetahuan kritis derajat kedua yang menelaah
ilmu sebagai sasarannya.
-
Permasalahan:
Enam problem atau permasalahan mendasar :
a. problem-problem
epistimologi tentang ilmu
b. problem-problem
metafisis tentang ilmu
c. problem-problem
metodologis tentang ilmu
d. problem-problem logis
tentang ilmu
e. problem-problem
etis tentang ilmu
f. problem-problem
estetis tentang ilmu
9. Filsafat
Ilmu: Sejarah, Pendekatan dan Arah
-
Sejarah:
Filsafat
ilmu berkembang dari masa ke masa sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta realitas sosial. Dimulai dengan aliran
rasionalisme-emprisme , kemudian kritisisme dan positivisme.
-
Pendekatan:
Rasionalisme adalah
paham yang menyatakan kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika,
dan dan analisis yang berdasarkan fakta.
Empirisisme adalah
pencarian kebenaran melalui pembuktian-pembukitan indrawi. Kebenaran belum
dapat dikatakan kebenaran apabila tidak bisa dibuktikan secara indrawi, yaitu
dilihat, didengar dan dirasa.
-
Arah:
Perkembangan sains
sampai ke abad 20 membawa manusia ke tingkat yang lebih tinggi pada
kehidupannya. Level pemahaman terhadap alam mencapai tingkat level yang lebih
tinggi. Pengamatan alam sudah sampai ke level mikroskopis, ternyata pengamatan
pada level mikroskopis mementahkan hukum-hukum fisika yang pada saat itu
menajdi pijakan ilmu fisika. Hukum-hukum fisika klasik seperti mekanika dan
gravitasi dimentahkan oleh perilaku elektron dan proton yang acak tapi teratur.
Penemuan-penemuan baru pada bidang fisika pada level mikroskopis merubah
pandangan ilmuwan pada saat itu mengenai alam secara keseluruhan. Tenyata sains
merupakan ilmu yang tidak pasti, ada ketidakpastian dalam kepastian terutama
pada level mikroskopis dimana ketidakpastian itu semakin besar. Pada masa ini
terjadi pergeseran paradigma dari paradigma Newtonian ke paradigm pos
Newtonian. Perubahan paradigma ini merupakan revolusi pada bidang fisika, yang
melahirkan tokoh-tokoh baru seperti Einstein dan Heisenberg
10. Filsafat Ilmu: Implementasi dan
implikasi dalam Pengembangan Keilmuan
pengembangan
manajemen
pembelajaran yang mencakup pengembangan metodologi pembelajaran, pengembangan
sarana dan bahan belajar termasuk bacaan anak, pengembangan permainan
dan alat permainan serta pengembangan evaluasi tumbuh kembang anak.
Dalam rangka memberikan perhatian secara khusus terhadap anak usia dini yang
tidak terlayani pada lembaga formal (TK/RA) maka dibentuklah Direktorat PADU di
lingkungan Depdiknas. Kehadiran direktorat ini terutama untuk memberikan
layanan, bimbingan dan atau kependidikan, peningkatan fungsi keluarga
sebagai basis pendidikan anak, serta pengembangan manajemen pembelajaran yang
mencakup pengembangan metodologi pembelajaran, pengembangan sarana dan bahan
belajar termasuk bacaan anak, pengembangan permainan dan alat permainan serta
pengembangan evaluasi tumbuh kembang anak. Dalam rangka memberikan perhatian
secara khusus terhadap anak usia dini
yang
tidak terlayani pada lembaga formal (TK/RA) maka dibentuklah Direktorat PADU di
lingkungan Depdiknas. Kenyataan bahwa masih banyak anak usia dini yang belum
mendapatkan pelayanan pendidikan tak dapat dipungkiri, terlebih bagi masyarakat
kelas bawah yang merupakan sebagian besar penduduk Indonesia yang berada di
pedesaan. Hal itu disebabkan antara lain kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan bagi anak usia dini masih sangat rendah. Kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya gizi dan kesehatan untuk peningkatan kualitas anak,
nampaknya jauh lebih baik daripada kesadaran akan pentingnya pendidikan. Hasil
penelitian Meneg Pemberdayaan Perempuan tahun 2001 di wilayah Jakarta dan
sekitarnya seperti yang dilansir oleh Yayasan Kita dan Buah Hati (Jalal, 2002
13) menyebutkan bahwa pada umumnya masyarakat memandang belum perlu pendidikan
diberikan kepada anak usia dini. Hal ini sangat wajar mengingat bahwa pemahaman
masyarakat
terhadap pentingnya PAUD masih sangat rendah serta pada umumnya mereka
berpandangan bahwa pendidikan identik dengan sekolah, sehingga bagi anak usia
dini pendidikan dipandang belum perlu.Lebih jauh Hadis (2002 25) mengemukakan
ada beberapa faktor yang menjadikan penyebab masih rendahnya kesadaran
masyarakat di bidang pendidikan anak usia dini seperti ketidaktahuan,
kemiskinan, kurang berpendidikan, gagasan orangtua tentang perkembangan anak
yang masih sangat tradisional, kurang mau berubah, masih sangat konkret dalam
berpikir, motivasi yang rendah karena kebutuhan yang masih sangat mendasar,
serta masih sangat dipengaruhi oleh budaya setempat yang sempit.
11. Penalaran: Hakikat dan Sumber
Pengetahuan
-
Hakikat:
Maksud
dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa
dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan
dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi,
keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi
keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, “Saya terampil
mengoperasikan mesin ini”, “Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu”,
“Saya menginformasikan kejadian itu”, “Saya meyakini bahwa masyarakat pasti
mempercayai Tuhan”, “Saya tidak emosi menghadapi orang itu”, dan “Saya
mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu”.
-
Sumber Pengetahuan:
Pengetahuan yang
kita bahas sekarang itu memiliki sumber (source) diantaranya adalah
1. Intuisi
Ketika kita berbicara mengenai intuisi subuah maen stream yang terbangun
dibenak kita adalah sebuah eksperimen, coba-coba, yang berawal dari sebuah
pertanyaan dan keraguan maka lahirlah insting. Sebuah bahasa sederhana juga
penulis temukan penjelasan mengenai apa itu intuisi?, Kamus Politik karangan
B.N. Marbun mengatakan : daya atau kemampauan untuk mengetahui atau memahami
sesuatu tampa ada dipelajari terlebih dahulu
2. Rasional
Pengetahuan rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal adalah suatu pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda dengan pengetahuan intuitif atau pengetahuan yang berasal dari hati. Pengetahuan ini tidak akan didapatkan dari suatu proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi, jenis pengetahuan ini akan terwujud dalam bentuk-bentuk “kehadiran” dan “penyingkapan” langsung terhadap hakikat-hakikat yang dicapai melalui penapakan mistikal, penitian jalan-jalan keagamaan, dan penelusuran tahapan-tahapan spiritual. Pengetahuan rasional merupakan sejenis pengetahuan konsepsional atau hushuli, sementara pengetahuan intuisi atau hati adalah semacam pengetahuan dengan “kehadiran” langsung objek-objeknya atau hudhuri.
Pengetahuan rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal adalah suatu pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda dengan pengetahuan intuitif atau pengetahuan yang berasal dari hati. Pengetahuan ini tidak akan didapatkan dari suatu proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi, jenis pengetahuan ini akan terwujud dalam bentuk-bentuk “kehadiran” dan “penyingkapan” langsung terhadap hakikat-hakikat yang dicapai melalui penapakan mistikal, penitian jalan-jalan keagamaan, dan penelusuran tahapan-tahapan spiritual. Pengetahuan rasional merupakan sejenis pengetahuan konsepsional atau hushuli, sementara pengetahuan intuisi atau hati adalah semacam pengetahuan dengan “kehadiran” langsung objek-objeknya atau hudhuri.
3. Emperikal
atau pemakalah lebih suka dengan membahasakan nya dengan Indra Tak diragukan
bahwa indra-indra lahiriah manusia merupakan alat dan sumber pengetahuan, dan
manusia mengenal objek-objek fisik dengan perantaraanya. Setiap orang yang
kehilangan salah satu dari indranya akan sirna kemampuannya dalam mengetahui
suatu realitas secara partikular. Misalnya seorang yang kehilangan indra
penglihatannya maka dia tidak akan dapat menggambarkan warna dan bentuk sesuatu
yang fisikal, dan lebih jauh lagi orang itu tidak akan mempunyai suatu konsepsi
universal tentang warna dan bentuk. Begitu pula orang yang tidak memiliki
kekuatan mendengar maka dapat dipastikan bahwa dia tidak mampu mengkonstruksi
suatu pemahaman tentang suara dan bunyi dalam pikirannya. Atas dasar inilah,
Ibn Sina dengan menutip ungkapan filosof terkenal Aristoteles menyatakan bahwa
barang siapa yang kehilangan indra-indranya maka dia tidak mempunyai makrifat
dan pengetahuan. Dengan demikian bahwa indra merupakan sumber dan alat makrifat
dan pengetahuan ialah hal yang sama sekali tidak disangsikan. Hal ini bertolak
belakang dengan perspektif Plato yang berkeyakinan bahwa sumber pengetahuan
hanyalah akal dan rasionalitas, indra-indra lahiriah dan objek-objek fisik sama
sekali tidak bernilai dalam konteks pengetahuan. Dia menyatakan bahwa hal-hal
fisikal hanya bernuansa lahiriah dan tidak menyentuh hakikat sesuatu.
Benda-benda materi adalah realitas-realitas yang pasti sirna, punah, tidak
hakiki, dan tidak abadi. Oleh karena itu, yang hakiki dan prinsipil hanyalah
perkara-perkara kognitif dan yang menjadi sumber ilmu dan pengetahuan adalah
daya akal dan argumen-argumen rasional.
12. Kebenaran: Kriteria dan Cara
Penemuan Kebenaran
-
Kriteria:
Ketika kita mengakui kebenaran sebuah proposisi bahwa
bumi bergerak mengelilingi matahari, dasar kita, tidak lain adalah sesuai
tidaknya proposisi tersebut dengan kenyataannya.
-
Cara Penemuan Kebenaran:
Pengetahuan (knowledge) sudah puas dengan “menangkap
tanpa ragu” kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu (science) menghendaki penjelasan
lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan.
Contoh: Si Buyung mengetahui bahwa pelampung kailnya
selalu terapung di air, ia akan membantah jika dikatakan bahwa gabus
pelampungnya itu tenggelam, sampai disini wilayah pengetahuan. Namun, jika ia
memahami bahwa berat jenis pelampung lebih kecil dibandingkan berat jenis air
sehingga mengakibatkan pelampung selalu terapung, maka ini telah memasuki
wilayah ilmu.
13. Ilmu Pengetahuan: Hakikat dan
Fungsi
-
Hakikat:
Asal
kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dari kata ini adalah
pengetahuan. Dalam bahasa Indonesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang
berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “science” itu sendiri berasal dari
bahasa Yunani yaitu “scio”, “scire” yang artinya pengetahuan.
Science
(dari bahasa Latin “scientia”, yang berarti “pengetahuan” adalah aktivitas yang
sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan dan
prediksi tentang alam semesta1. Berdasarkan Oxford Dictionary, ilmu
didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi
sistematis tentang struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui
pengamatan dan percobaan”2.
-
Fungsi:
Drs
R.B.S. FUDYARTANTA, dosen psikologi universitas gajah mada menyebutkan 4 tujuan ilmu pengetahuan :
(1) Fungsi deskriptif: menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari
(2) Fungsi pengembangan, menemukan hasil ilmu yang baru
(3) Fungsi prediksi, meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga dapat dicari tindakan percegahannya
(4) Fungsi Kontrol, mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.
14. Signifikasi Filsafat Ilmu dalam
Pengembangan Sains, Teknologi dan Seni
Berbicara mengenai filsafat baru mulai merebak di abad
awal 20, namun france bacon dengan metode induksi yang ditampilkannya pada abad
19 dapat dikatakan sebagai peletak dasar filsafat ilmu khasanah bidang filsafat
secara umum. Sebagian ahli filsafat berpandangan bahwa perhatian yang besar
terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai mengedepan tatkala ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam
hal ini, ada semacam ke khawatiran yang muncul pada kalangan ilmuan dan filsuf,
termasuk juga kalanagan agamawan, bahwa kemajuan iptek dapat mengancam
eksistensi umat manusia, bahkan alam dan beserta isinya.
Para filsuf terutama melihat ancaman tersebut muncul
lantaran pengembangan iptek berjalan terlepas dari asumsi-asumsi dasar
filosofisnya seperti landasan ontology, epistemologis dan aksiologis yang
cenderung berjalan sendiri-sendiri. Untuk memahami gerak perkembangan iptek
yang sedemikian itulah, maka kehadiran filsafat ilmu sebagai upaya meletakkan
kembali peran dan fungsi iptek sesuai dengan tujuan semula, yakni mendasarkan
diri dan concern terhadap kebahagian umat manusia, sangat di perlukan, inilah
beberapa pokok bahasan utama dalam pengenalan terhadap filsafat ilmu, disamping
objek dan pengertian filsafat ilmu yang kan dijelaskan terlebih dahulu.
15. Ilmu Pengetahuan: Landasan Pokok
dan Cara Memperolehnya
-
Landasan Pokok:
· Ontologi
merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada. Dari
aliran ini muncul empat macam aliran filsafat
· Epistemologi
juga disebut teori pengetahuan (theori of knowledge). Secara etomologi, istilah
etomologi berasal dari kata Yunani episteme = pengetahuan dan logos = teori.
Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal
mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan. Dalam
metafisika, pertanyaan pokoknya adalah “apakah ada itu?”, sedangkan dalam
epistemologi pertanyaan pokoknya adalah “apa yang dapat saya ketahui?”
· Pengertian
aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos
yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “Teori tentang nilai”. Nilai yang
dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat
mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
-
Cara Memperolehnya:
Dr.
Muhamad Al-Bahi membagi ilmu dari segi sumbernya terbagi menjadi dua, pertama;
ilmu yang bersumber dari Tuhan, kedua; ilmu yang bersumber dari manusia.
Al-Jurjani membagi ilmu menjadi dua jenis, yaitu pertama; ilmu Qadim dan
kedua; ilmu Hadits. Ilmu Qadim adalah ilmu Allah yang jelas sangat berbeda
dari ilmu hadits yang dimiliki manusia sebagai hamba-Nya.
16. Hubungan Filsafat Ilmu, Etika dan
Moral
Etika merupakat bagian dari filsafat. Filsafat sendiri
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia, yang betugas meneliti dan
menentukan semua fakta kongkrit hingga yang paling mendasar.
Ciri khas filsafat adalah upaya dalam menjelaskan pertanyaan selalu menimbulkan pertanyaan yang baru.
Abdul kadir (2001) memperinci
unsur-unsur penting filsafat ilmu sebagai berikut:
1.
Kegiatan intelektual, Bahwa filsafat merupakan kegiatan yang memerlukan
intelektualitas atau pemukiran .
2.
Mancari makna yang hakiki, Filsafat memerlukan interpretasi terhadap suatu dalam
kerangka pencarian makna yang hakiki.
3.
Segala fakta dan gejala, Bahwa objik dari kegiatan filsafat adalah fakta dan
gejala yang terjadi secara nyata.
4.
Dengan cara refleksi, metodis dan
sistematis, Filsafat memrlukan suatu metode
dalam kegiatannya serta membutukan prosedur-prosedur yang sistematis.
5.
Untuk kebahagian manusia, Tujuan akhir filsafat sebagai ilmu adalah untuk
kebahagian manusia.
17. Ilmu Pengetahuan: Langkah
Memperoleh Ilmu Pengetahuan
1.
Prasangka Adalah sesutau kemungkinan atau atau dugaan terhadap sesuatu yg belum
tentu benar
2. Intuisi Adalah suatu pendapat yg tiba2 muncul tanpa dipikir secara logis
dan analisis
3.
Trial dab Error Adalah coba2, untung2an yg hasilnya belum tentu benar.
Menurut Charles Price ada 4 macam car untuk
memperoleh pengetahuan
1. Percaya
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia
percaya pada hal tersebut adalah benar.
2. Wibawa
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila
seseorang yg berwibawa menyatakan benar
3. Apriori
Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan
sebelum mengetahuai (melihat, mendengar, menyelidiki) keadaan tertentu.
4. Metode Ilmiah
Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki
patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah.
18. Penalaran dan Logika: Pengertian
dan Perbedaan.
Pengertian Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat
praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan
fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan “jembatan
penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan:
Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu
pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah,
artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak
kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada
suatu konsep yang dinyatakan dalam bentuk
kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam
bentuk himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan. Dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran
dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan
pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan tepat
karena sah dan tepat pula penalaran tersebut.
Definisi
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran sebagai sebuah kemampuan berpikir,
memiliki dua ciri pokok, yakni logis dan analitis. Logis artinya bahwa proses
berpikir ini dilandasi oleh logika tertentu, sedangkan analitis mengandung arti
bahwa proses berpikir ini dilakukan dengan langkah-langkah teratur seperti yang
dipersyaratkan oleh logika yang dipergunakannya. Melalui proses penalaran, kita
dapat samapai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori.
Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis
berdasarkan fakta yang relevan. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk
menarik kesimpulan yang tepat dari bukti-bukti yang ada dan aturan tertentu.
Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2,
yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat
usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2,
yaitu :
1.
Deduktif yang berujung pada rasionalisme
2.
Induktif yang berujung pada empirisme
Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk
berpikir secara shahih
19. Membangun Filsafat Ilmu: Aspek
Ontomologi
Ontologi
berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang ada. Sedangkan,
menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara
jasmani maupun secara rohani. Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan
dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan
itu biasanya kita sebut dengan Metafisika.
20. Membangun
Filsafat Ilmu: Aspek Estimologi
Aspek
estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek
ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa
pengetahuan tersebut.
21. Membangun Filsafat Ilmu: Aspek
Aksiologi
Aspek
aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk apa ilmu itu digunakan.
Menurut Bramel, dalam aspek aksiologi ini ada Moral conduct, estetic
expresion, dan sosioprolitical. Setiap ilmu bisa untuk mengatasi
suatu masalah sosial golongan ilmu. Namun, salah satu tanggungjawab seorang
ilmuan adalah dengan melakukan sosialisasi tentang menemuannya, sehingga tidak
ada penyalahgunaan dengan hasil penemuan tersebut. Dan moral adalah hal yang
paling susah dipahami ketika sudah mulai banyak orang yang meminta permintaan,
moral adalah sebuah tuntutan.
22. Teoti: Pengertian, Cakupan dan
Syarat
-
Pengertian:
Teori
merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial. Teori adalah seperangkat
konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan hubungan
sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebab-akibat
yang terjadi.
-
Cakupan:
menurut
definisinya adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis untuk
menjelaskan suatu fenomena sosial tertentu.
-
Syarat:
Syarat
teori ala Malcom Waters
1.Pernayataan
itu harus abstrak
2.Pernyataan
itu harus tematik
3.Pernyatan
itu harus konsisten sama logika
4.Pernyatan
itu harus di jelaskan
5.Pernyataan
itu harus harus umum pada prinsipnya
6.Pernyataan
itu harus independent
7.Pernyataan
itu harus substantif dan valid
23. Manfaat Filsafat dalam Tindakan
Manusia
Menurut
Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya
dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah
kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka
tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr
Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat
memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan
pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana
menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan
kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu
kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat
di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya
dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
24. Pentingnya Filsafat Ilmu Bagi
mahasiswa
Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa
sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat dirasakan, antara lain :
·
Dengan mempelajari filsafat ilmu
diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai
insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori
yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya.
·
Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan
kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode
ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajarifilsafat ilmu
diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu
menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan
penelitian ilmiah
25. Paradigma: Positivistik dan
Naturalistik
-
Positivistik:
Positivistik adalah suatu aliran
filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang
benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal
adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
-
Naturalistik:
Paradigma naturalistik disebut juga paradigma definisi
sosial, paradigma non-positivistik, paradigma mikro dan pemberdayaan.
Kendatipun menggunakan istilah yang beragam, keempat istilah tersebut pada
umumnya memiliki pengertian yang yang sama dan merupakan rumpun paradigma
penelitian kualitatif.
26. Peranan Matematika dalam
Pengembangan Ilmu
Sejak
peradaban manusia bermula, Matematika memainkan peranan yang sangat vital dalam
kehidupan sehari hari. Berbagai bentuk simbol digunakan untuk membantu
perhitungan, pengukuran, penilaian dan peramalan. Dari penemuan penemuan situs
purbakala, para ahli arkeologi telah menemukan penggunaan sistem penjumlahan di
Afrika,dan diperkirakan telah terwujud sejak 8.500 SM dengan menggunakan tulang
sebagai alat perhitungan. Begitu juga dengan perkembangan komputer, matematika
juga mempunyai banyak peran dalam perkembangaanya. Kita tidak sangsi bahwa
sumbangan Matematika terhadap perkembangan Ilmu dan Teknologi sangat besar
sekali. Boolean Aljabar untuk komputer berdigital modern, Splines untuk merubah
bentuk 3 dimensi, Fuzzy untuk peralatan elektronik, metoda numerik untuk bidang
tehnik, rantai markov untuk bidang finansial dan ekonomi adalah beberapa contoh
penggunaan matematika dalam bidang ilmu dan teknologi. Perkembangan matematika ini telah banyak
melahirkan mencetuskan ide-ide kearah pelaksanaan peralatan modern, seperti
komputer dan sistem komunikasi. Walaupun peradapan manusia berubah dengan pesat
namun bidang matematika terus relevan dan menunjang kepada perubahan ini.
Sumbangan matematika terhadap perkembangan Ilmu Komputer sangatlah besar tengok
saja istilah-istilah seperti Statistik, Probabilitas, Teori Informasi, Teori
Graf, Aljabar Boolean, Matematika Diskret, Algoritma, dan Kalkulus yang
ternyata sangat dibutuhkan dalam perkembangan Ilmu Komputer.
27. Mengkaji Ilmu dari Sudut Pandang
Filsafat
Segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini pasti
mempunyai asal-usul dan tujuan keberadaanya, begitu juga manusia. Asala mula
dan tujuan hidup manusia merupakan merupakan substansi yanng sulit dijelaskan.
Karena akal manusia sangat terbatas untuk mencapai pada substansi tersebut.
Pikiran manusia tidak pernah mampu menjelaskan secara
terperinci tentang substansi asal-mula tersebut. Mekipun demikian, pikiran
manusia dapat dipastikan mampu secara logis menyimpilkan dan menilai bahwa
hakekat asal mula itu hanya ada satu, bersifat universal, dan berada di dunia
metafisis, karena itu bersifat absolut dan tidak mengalami perubahan serta
sebagai sumber dari segala sumber yang ada.
28. Cara Kerja Para Ilmuwan: Metode
Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris:
scientific method) merupakan proses keilmuan
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan
serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam.
Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori
ilmiah.
29. Cara Kerja Para Ilmuwan: Kebenaran
Ilmiah dan Sikap Ilmiah
-
Kebenaran Ilmiah:
Menyingkap tabir kebenaran ilmiah
Penelitian pada hakekatnya merupakan usaha mengungkap
kebenaran, dengan berusaha mengungkap tabir kebenaran.
Paradigma dalam mencari
kebenaran
Pada dasarnya semua
manusia selalu ingin menari kebenaran, namun demikian, cara menunjukkan atau
cara memperoleh kebenaran tersebut berbeda-beda. Menurut Thomas Kuhn
(Poedjiadi: 2001,38), metode yang digunakan untuk mencari kebenaran dilandasi
oleh “paradigma” tertentu.
-
Sikap Ilmiah:
Dalam melakukan
kegiatannya, baik dalam penelitian maupun dalam pengembangan konsep, hukum dan
teori dalam disiplin ilmunya, seorang ilmuwan dituntut untuk memiliki
sikap-sikap tertentu. Ia harus memiliki sikap-sikap positif sebagai pencerminan
dari kapasitasnya sebagai manusia terpelajar yang selalu mencari kebenaran dari
sumber-sumber asalnya. Beberapa sikap yang diuraikan berikut ini, tidak hanya
spesifik bagi ilmuwan karena sipatnya yang memasuki daerah etika dan moral,
misalnya kejujuran dan sikap menghargai pendapat orang lain. Sikap-sikap
tersebut akan dibahas secara singkat berikut ini.
30. Argumentasi
Ilmiah: Logika dalam Proses berpikir Ilmiah:
Sebagai
ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia)
atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur.Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional
untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut
bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Pikiran
manusia pada hakikatnya selalu mencari dan berusaha untuk memperoleh kebenaran.
Karena itu pikiran merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut haruslah
diperhatikan kebenaran bentuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanya
menyatakan serta mengandaikan adanya jalan, cara, teknik, serta hukum-hukum
yang perlu diikuti. Semua hal ini diselidiki serta dirumuskan dalam logika.
Secara singkat logika dapat dikataka sebagai ilmu pengetahuan dan kemampuian untuk berpikir lurus. Ilmu pengetahuan sendiri adalah kumpulan pengetahuan tentang pokok tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan ini terjadi dengan menunjukkan sebab musababnya.
Secara singkat logika dapat dikataka sebagai ilmu pengetahuan dan kemampuian untuk berpikir lurus. Ilmu pengetahuan sendiri adalah kumpulan pengetahuan tentang pokok tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan ini terjadi dengan menunjukkan sebab musababnya.
31. Argumentasi Ilmiah: Deduktif dan
Induktif
-
Deduktif:
Deduktif
adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus.
-
Induktif:
induktif
dimulai dengan mengemukakan pernyataaann-pernyataan yang ruang lingkupnya khas
dan terbatas dalam menysusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum.
32. Paradigma: Manfaat dalam Mencari
Kebenaran
Manusia
selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat
asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan
dan pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia
akan mengalami pertentangan batin, konflik spilogis. Karena di dalam kehidupan
manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup
yang dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam
hidupnya yang dimana selalu ditunjukkan oleh kebenaran.
Hal kebenaran sesungguhnya merupakan tema sentral di dalam filsafat ilmu. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Problematik mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya dalam filsafat ilmu.
Hal kebenaran sesungguhnya merupakan tema sentral di dalam filsafat ilmu. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Problematik mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya dalam filsafat ilmu.
33. Paradigma: Naturalistik dan Modus
Operandi
-
Naturalistik:
Paradigma naturalistik
(definisi sosial) merupakan paradigma dalam penelitian kualitatif. Menurut
naturalistik, fenomena sosial dipahami dari perspektif dalam berdasarkan subjek
pelaku. Penelitian yang menggunakan paradigma ini bertujuan untuk memahami
(understanding) makna perilaku, simbol-simbol, dan fenomena-fenomena.
-
Modus Operandi:
Paradigma modus
operandi memandang bahwa kebenaran diperoleh dengan melakukan pengujian atau
penelitian secara periodik, sehingga
didapatkan garis penyebab yang khas dai suatu peristiwa atau keadaan. Contoh
bidang yang yang menggunakan metode seperti ini adalah diagnosis medic dan
patologi.
34. Hipotesis: Pengertian dan
manfaatnya dalam Kerangka Berpikir Ilmiah
-
Pengertian:
Hipotesis berasal dari
bahasa Yunani: hypo= di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan,
kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam
rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara
sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering
juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
-
Manfaat:
1.Memberikan batasan
dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2.Mensiagakan peneliti
kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu
saja dari perhatian peneliti.
3.Sebagai alat yang
sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam
suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4.Sebagai panduan dalam
pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
35. Sains Bebas Nilai dan Dampaknya
Bagi Mayarakat
Sejak
Albert Einstein menulis surat kepada Presiden Roosevelt tanggal 2 Agustus 1939
yang merekomendasikan untuk melakukan serangkaian kegiatan penelitian yang
mencapai puncaknya pada pembuatan bom atom yang dapat memusnahkan ribuan umat
manusia dalam waktu sesaat,pandangan ilmu sebagai berkah dan penyelemat umat
manusia dipertanyakan. Apakah ilmu memberi berkah atau menimbulkan kegoncangan
bagi manusia? Einstein mungkin tidak salah dengan rekomendasinya, karena
seandainya Amerika Serikat tidak segera membuat bom atom, Nazi sedang
mempersiapkan diri untuk membuat bom nuklir yang dapat menjadi pembunuh missal
dan menimbulkan bencana kemanusiaan.
36. Peranan Aksiologi dalam
Pengembangan Ilmu
Aksiologis
merupakan istilah yang berasal dari perkataan axios (Yunani) yang
berarti bernilai, dan logos yang berarti ilmu atau teori. Aksiologis
adalah “teori tentang nilai”. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang
dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentag apa yang dinilai.
Aksiologis adalah ilmu pengetahuan yang memiliki hakikat nilai, yang umumnya
ditinjau dari segi kefilsafatan. Aksiologis juga menunjukkan kaidah-kaidah apa
yang harus kita perhatikan di dalam menerapkan ilmu ke dalam praktis
Ilmu
merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia. Melalui ilmu semua
keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih
murah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradapan
manusia sangat berhutang kepada ilmu. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk
membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
37. Humanisme: Pengertian Dan Arah
-
Pengertian:
Dalam teori humanisme
lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu
bagaimana dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan positif ini yang disebut sebagai
potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi
positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia di
sini berarti mempunyai tujuan untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal.
-
Arah:
Humanisme memiliki dua
arah, yakni humanisme individu dan humanisme social. Humanisme individu
mengutamakan kemerdekaan berpikir,
mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang kreatif. Kemampuan ini
disalurkan melalui kesenian,
kesusastraan, musik, teknologi, dan penguasaan tentang ilmu kealaman. Humanisme
social mengutamakan pendidikan bagi
masyarakat keseluruhan untuk kesejahteraan social dan perbaikan hubungan
antarmanusia.
38. Pentingnya Mempelajari
Pandangan-Pandangan dalam Filsafat
Berdasarkan pemahaman dasarnya,
persepsi ini tidak tepat, meskipun di dalamnya terkandung manfaat. Secara
khusus, filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat sesuatu gejala atau
segala hal yang ada. Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu apapun ,
tumpuan segala hal, jika salah tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan.
Apabila kehidupan berpengetahuan itu diibaratkan sebuah pohon maka filsafat
adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan langsung dengan sumber kehidupan
pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan buah menjadi
bahan kajian ilmu pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian, ilmu pengetahuan
berhubungan dengan apa yang terlihat atau yang biasa disebut menggejala atau
mewujud. Terlebih lagi kaum awam, ia hanya dapat melihat sesuatu secara
langsung atau yang berhubungan secara langsung, khusunya menjawab kebutuhan
nyata dirinya sendiri.
39. Latar Belakang Timbulnya
Cabang-cabang Filsafat
Filsafat
sebagai ilmu yang memecahkan masalah Filsafat adalah ilmu induk dari segala
ilmu-ilmu khusus, akan tetapi pada perkembangannya ilmu-ilmu tersebut
memisahkan diri dari filsafat. Pertama-tama yang memisahkan diri adalah ilmu
metematika dan ilmu fisika sekitar abad XVI M, kemudian belakangan yang
memisahkan diri adalah psikologi. Walau filsafat ditinggalkan, akan tetapi
filsafat masih jaya dan kuat sebagai rujukan, penjawab persoalan dan, pemecah
masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh ilmu-ilmu khusus lainnya
40. Sokrates dan Pandangan Filsafatnya
Pemahaman socrates filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif
atau perenungan terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia
(principles of the jus and happy life).13
Jika dipandang sepintas lalu, pendapat Socrates tidak banyak
berbeda dengan orang-orang sofis. Filsafatnya bertolak dari kehidupannya
sehari-hari (sama dangan orang-orang sofis) hanya saja Socrates menentang
ajaran relativisme sofis dan ingin menegakkan agama dan sains penjelasan
Bertens (1975:82).14
Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah
satu dan tak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Oleh karena itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri.
Bagi Socrates pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri
sendiri. Semboyan yang paling digemarinya adalah apa yang tertera
41. Plato dan Pandangan Filsafatnya
bahwa
ajaran Plato tentang ada dan pengetahuan merupakan sistem yang komplit. Plato
berpangkal dari yang umum (idea) untuk sampai kepada yang khusus
(bermacam-macam). Itulah sebabnya maka aliran Plato disebut idealisme. Dan oleh
sebab itu idea merupakan realitas, maka idealisme Plato itu disebut orang pula
idealisme realistis.
Menurut
Plato, pendidikan secara ontologi ialah mencari hakekat kebenaran pengetahuan
yang kita miliki yaitu dengan mengunakan dunia Idea, yang mana idea kita
mengerakan kita pada dunia pengalaman sehingga muncullah pengetahuan baru,
42. Aristoteles dan Pandangan
Filsafatnya
Menurut
Aristoteles filsafat ilmu adalah sebab dan asas segala benda. Oleh karena itu
dia menamakan filsafat sebagai teologi. Filsafat sebagai refleksi dari
pemikiran sistematis manusia atas realitas dan sekitarnya, tentunya tidak
berdiri sendiri, tidak tumbuh diruang dan tempat yang kosong. Lingkungan
keluarga, sosial alam dan potensi diri akan ikut mempengaruhi seseorang dalam
melakukan refleksi filosofis. Oleh karenanya dalam sejarah pemikiran manusia
terdapat tokoh pemikir ataupun filosof yang selalu saja muncul dari zaman ke
zaman dengan tema yang berbeda-beda.
43. Phytagoras dan Pandangan
Filsafatnya
Dilihat
dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir.
Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Tegasnya,
filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu
kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Sebuah semboyan mengatakan bahwa
"setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab semua
manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak
semua manusia yang berpikir adalah filsuf.
44. Statistika, Sarana Berpikir Ilmiah
Statistika
merupakan bagian dari metode keilmuan yang dipergunakan dalam mendiskripsikan
gejala dalam bentuk angka-angka, baik melalui hitungan maupun pengukuran.
Dengan statistika kita dapat melakukakn pengujian dalam bidang keilmuan sehingga
banyak masalah dan pernyataan keilmuan dapat diselesaikan secara faktual.
Pengujian
statistika adalah konsekuensi pengujian secara emperis. Karena pengujian
statistika adalah suatu proses pengumpulan fakta yang relevan dengan rumusan
hipotesis. Artinya, jika hipotesis terdukung oleh fakta-fakta emperis, maka
hipotesis itu diterima sebagai kebenaran. Sebaliknya, jika bertentangan
hipotesis itu ditolak
45. Logika, Sarana Berpikir Ilmiah
Logika
sebagai cabang filsafat – adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika
membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut
dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau
aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil
keputusan13. Menurut Louis O. Kattsoff14, logika membicarakan teknik-teknik
untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan
kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan
kesimpulan.
Logika sama tuanya dengan umur manusia, sebab sejak manusia itu ada manusia sudah berpikir, manusia berpikir sebenarnya logika itu telah ada. “Hanya saja logika itu dinamakan logika naturalis, sebab berdasarkan kodrat dan fitrah manusia saja. Manusia walaupun belum mempelajari hokum-hukum akal dan kaidah-kaidah ilmiah, namun praktis sudah dapat berpikir dengan teratur. Akan tetapi bila manusia memikirkan persoalan-persoalan yang lebih sulit maka seringlah dia tersesat. Misalnya, ada dua berita yang bertentangan mutlak, sedang kedua-duanya menganggap dirinya benar. Dapatlah kedua-duanya dibenarkan semua? Untuk menolong manusia jangan tersesat dirumuskan pengetahuan logika. Logika rumusan inilah yang digunakan logika artificialis15.
Logika sama tuanya dengan umur manusia, sebab sejak manusia itu ada manusia sudah berpikir, manusia berpikir sebenarnya logika itu telah ada. “Hanya saja logika itu dinamakan logika naturalis, sebab berdasarkan kodrat dan fitrah manusia saja. Manusia walaupun belum mempelajari hokum-hukum akal dan kaidah-kaidah ilmiah, namun praktis sudah dapat berpikir dengan teratur. Akan tetapi bila manusia memikirkan persoalan-persoalan yang lebih sulit maka seringlah dia tersesat. Misalnya, ada dua berita yang bertentangan mutlak, sedang kedua-duanya menganggap dirinya benar. Dapatlah kedua-duanya dibenarkan semua? Untuk menolong manusia jangan tersesat dirumuskan pengetahuan logika. Logika rumusan inilah yang digunakan logika artificialis15.
46. Konstruktivisme Sosial Jean Peaget
Teori
konstruktivisme adalah salah satu dari banyak teori belajar yang telah didesain
dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Seperti halnya behaviorisme dan
kognitivisme, konstruktivisme dapat diterapkan dalam berbagai aktivitas belajar
baik pada ilmu-ilmu sosial maupun ilmu eksakta. Dalam matematika,
konstruktivisme telah banyak diteliti, diterapkan, dan diuji coba pada situasi
ruangan kelas yang berbeda-beda. Dari berbagai percobaan itu telah banyak
menghasilkan berbagai pandangan yang ikut mempengaruhi perkembangan,
modifikasi, dan inovasi pembelajaran. Lahirnya berbagai pendekatan seperti
pembelajaran kooperatif, sosio-kultur, pembelajaran kontekstual, dan lain-lain
merupakan hasil inovasi dan modifikasi dari teori pembelajaran.
47. Konstruktivisme Sosial Vigostky
Konstruktivisme
menurut pandangan Vygotsky menekankan pada pengaruh
budaya. Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi bergerak antara inter-psikologi (interpsychological) melalui
interaksi sosial dan intrapsikologi (intrapsychological)
dalam benaknya. Internalisasi dipandang sebagai transformasi
dari kegiatan eksternal ke internal. Ini terjadi pada individu bergerak antara inter-psikologi (antar orang) dan
intra-psikologi (dalam diri individu).
48. Konstrutivisme Kritis
Aliran
progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan
kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung peserta didik(direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan
adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia.
0 komentar:
Post a Comment